September 20, 2015

Sebuah Rumah Bernama Bogor

Bogor, aku memanggilnya rumah. Aku lahir dan tumbuh di kota kecil ini. Aku tertawa pula menangis dibawah langit yang menaungi rumahku ini. Langkah kaki pertamaku dipijak diatas tanah rumahku. Banyak hal yang kulakukan pertama kali dalam hidupku di rumahku. Lantas sekarang? Tak pernah terbayang, aku meninggalkan rumah. Ratusan kilometer jauh dari rumah. Rumah yang membesarkanku.


Jauh dari rumah membuatku lebih sensitif terhadap kata "pulang". Aku selalu ingin pulang meskipun sudah seharusnya aku bisa tahan berlama-lama diluar rumah. Setelah setahun pun, aku selalu ingin pulang.


Rumahku sederhana, tidak ada kemewahan yang berarti di rumahku ini. Kami yang lahir disini, dibesarkan dengan kesederhanaan rumah kami. Layaknya rumah yang lain, rumahku memberikan kenyamanan dan perlindungan. Rumahku juga menawarkan kebahagiaan dan kehangatan. Tiada pernah aku bermuram durja saat aku menapakkan kakiku di rumahku.


Rumah kali ini bukan hanya masalah keluarga, tapi masalah kehidupan. Bogor bukan hanya sekedar kota, tapi seluruh elemen yang membuatku hidup seutuhnya ada disana. Bogor bukan hanya sekedar kota hujan, hujan dirumah terasa lebih damai meskipun angin turut bergemuruh. Bogor bukan hanya sekedar rumah, lebih dari itu, Bogor adalah jiwa bagi aku yang selalu merindukan rumah.




Kutuliskan tulisan ini, karena rasa rindu kepada rumah ini sudah luar biasa adanya.
Surabaya, 20 September 2015
S.A.M.



September 15, 2015

Welcome New Term!!

I'm on the stage that I'm relying so much to myself. This term kills me. Having class from 7a to 5p every Monday and Tuesday, PLUS 汗语 course until 8p. Then on Wednesday and Thursday, I have classes from 11a to 5p. I feel so sleepless lately and it frustrates me. I hope I could save my grades this term. 🙏🙏🙏